jam

my pic

Kamis, 14 April 2011

PROPOSAL SKRIPSO


ANALISIS PROYEKSI KEUANGAN DENGAN METODE FORECASTING PADA BANK SUMSEL-BABEL KANTOR PUSAT A. RIVAI PALEMBANG TAHUN 2008 s/d 2009

1.        Latar Belakang
Krisis finansial yang melanda Amerika Serikat, yang kemudian disusul dengan ancaman krisis global, telah mengingatkan akan sebuah kalimat bijak: yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian usaha membuat banyak perusahaan melakukan forecasting untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan usaha. Forecasting  berkaitan dengan upaya untuk memperkirakan apa yang terjadi di masa depan atau yang sering disebut dengan peramalan.
Peramalan bermanfaat sebagai masukan bagi proses perencanaan dan pengambil keputusan, juga bermanfaat untuk membantu para pengambil keputusan dalam memilih alternatif terbaik. Peramalan atau perencanaan finansial akan membantu manajemen untuk menghindari pemborosan melalui pembuatan kebijakan dan prosedur yang memungkinkan terciptanya koordinasi yang baik antarbagian dalam perusahaan. Tanpa itu, para pelaksana dalam jabatan eselon pada struktur organisasi perusahaan akan menjalankan kebijakan masing-masing sehingga terjadi kekacauan dan tindakan-tindakan pemborosan dalam bentuk waktu yang terbuang, dan sumber-sumber finansial yang disalahgunakan.
Organisasi dan perusahaan memerlukan manajer keuangan untuk mengambil keputusan dari keadaan yang sudah terjadi. Setiap organisasi dan perusahaan pastilah memiliki laporan keuangan, baik itu masa lalu dan keadaan yang sedang terjadi. Termasuklah lembaga keuangan seperti bank yang memiliki laporan keuangan guna kepentingan masyarakat, pemerintah, dan para pemegang saham.
Bank merupakan jantung dan urat nadinya perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu Negara. Bank, baru dapat melakukan operasionalnya jika dananya sudah ada. Sehingga bank melakukan perencanaan dana yang diperlukan untuk operasionalnya. Perencanaan jumlah dana bank mutlak diperlukan untuk menetapkan jumlah dana yang dibutuhkan sehingga pengendalian dapat dilakukan. Perencanaan yang baik harus didasarkan atas analisis data dan informasi.
Meskipun sering terjadi ketidakakuratan dalam proses peramalan, tetapi peramalan masih perlu dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa semua organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian, tetapi keputusan tetap harus diambil yang nantinya akan mempengaruhi masa depan organisasi dan perusahaan itu sendiri. Ketidakakuratan inilah salah satu hal yang penting bagi manajer keuangan dalam pengambilan keputusan. Semakin kecil tingkat kesalahan semakin baik metode peramalan yang digunakan.
PT. Bank Pembangunan Sumatera Selatan atau yang dikenal Bank SumselBabel baru memprediksi pertumbuhan keuangan untuk tiga tahun kedepan. Adapun data proyeksi pertumbuhan keuangan pada tahun 2008-2009 adalah sebagai berikut:  





PT. BANK PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN
DATA KEUANGAN TAHUN 2008
Dalam jutaan rupiah
NO
URAIAN
PROYEKSI
AKTUAL
1
VOLUME USAHA
          8.790.024
8.141.748
2
PENGHIMPUNAN DANA
Giro
Tabungan
Deposito
Dana lainnya
          7.723.833
          3.508.757
          1.828.281
          2.260.522
             126.273
7.063.391
2.504.623
1.959.722
1.681.282
917.764
3
PENGGUNAAN DANA
Kredit yang diberikan
Penempatan
Surat berharga
Penyertaan
          4.433.203
          3.264.948
             432.005
             735.000
                 1.250
7.749.712
3.281.091
3.831.826
635.545
1.250
4
DANA SENDIRI
Modal disetor
Cadangan revaluasi aktiva tetap
Cad.umum & tujuan
Laba tahun berjalan
             539.523
             339.429
               33.159
               80.310
               86.625
521.150
320.128
33.159
68.318
99.545
5
LABA SEBELUM PAJAK
Pend.operasional
Pend. Non operasional
Beban operasional
Beban  non operasional
             137.500
             968.584
                 2.427
            799.648
              33.863
153.306
966.238
3.548
790.508
25.972
6
 PAJAK PENGHASILAN
              50.875
53.761
7
LABA BERSIH
              86.625
99.545
8
RASIO KEUANGAN
Car
Ldr
Net interest margin
Bopo
Roa
Roe
Npl

              15,150
              42,970
                6,970
              82,560
                1,700
              18,860
                1,760

15,98
53,39
8,68
81,81
1,98
21,30
2,05
Sumber Data: Laporan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa data proyeksi keuangan memiliki tingkat kesalahan yang berbeda pada tiap data. Semakin kecil tingkat kesalahan maka semakin tepat metode forecasting yang digunakan. Namun data di atas memiliki tingkat kesalahan yang cukup besar. Data di atas rata-rata memiliki kesalahan sebesar 23,82%. Angka ini cukup tinggi, menurut Santoso (2009: 45) tingkat kesalahan yang melebihi 20% menunjukkan tingkat kesalahan yang cukup tinggi.

BANK PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN
DATA KEUANGAN TAHUN 2009
Dalam jutaan rupiah
NO
URAIAN
PROYEKSI
AKTUAL
1
VOLUME USAHA
9.907.670
8.387.838
2
PENGHIMPUNAN DANA
Giro
Tabungan
Deposito
Dana lainnya
8.447.898
3.663.645
2.140.850
2.507.903
135.500
7.302.896
2.211.801
2.366.258
2.000.310
724.527
3
PENGGUNAAN DANA
Kredit yang diberikan
Penempatan
Surat berharga
Penyertaan
5.075.901
3.767.635
477.016
830.000
1.250
7.855.233
5.198.978
2.012.032
642.973
1.250
4
DANA SENDIRI
Modal disetor
Cadangan revaluasi aktiva tetap
Cad.umum & tujuan
Laba tahun berjalan
619.965
379.429
33.159
104.132
103.245
640.623
370.847
-
128.853
140.923
5
LABA SEBELUM PAJAK
Pend.operasional
Pend. Non operasional
Beban operasional
Beban  non operasional
163.882
1.031.118
4.310
841.683
29.863
210.332
1.068.878
3.598
834.643
27.501
6
 PAJAK PENGHASILAN
60.636
69.409
7
LABA BERSIH
103.246
140.923
8
RASIO KEUANGAN
Car
Ldr
Net interest margin
Bopo
Roa
Roe
Npl

15.530
45.330
6.670
81.630
1.950
20.780
1.660

12,60
79,03
8,47
78,09
2,51
24,56
2,42
Sumber Data: Laporan Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan
Data pada tahun 2009 juga memiliki tingkat kesalahan sebesar 35,5%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kesalahan pada tahun 2008.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Proyeksi Keuangan dengan metode forecasting Pada Kantor Pusat Bank SumselBabel Kantor Pusat A. Rivai Palembang Tahun 2008-2009”

2.             Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah yaitu “Sudah efektifkah metode forecasting yang digunakan Bank Sumsel-Babel kantor pusat A. Rivai Palembang pada tahun 2008-2009 untuk melakukan proyeksi?”.

3.             Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah “menganalisis apakah metode yang digunakan sudah efektif dalam memproyeksikan data keuangan pada Bank Sumsel-Babel kantor pusat A. Rivai Palembang”.

4.        Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.        Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dalam bidang penelitian yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, serta tentang proses proyeksi keuangan dan penggunaan metode yang efektif.
2.        Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan dalam hal apakah forecasting yang dilakukan memiliki tingkat kesalahan yang kecil.
3.        Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi dan acuan yang bisa digunakan untuk penelitian lanjutan serta menjadi wawasan tambahan.

5.             Tinjauan Pustaka
5.1              Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jika informasi disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan. Menurut Harahap (2009: 1), menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.
Adapun data yang terdapat dalam laporan keuangan pada bank Sumselbabel kantor pusat Palembang antara lain:
1.            Volume usaha
Volume Usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan
2.        Penghimpunan dana
Taswan (2008: 25-27) mengemukakan beberapa pengertian sebagai berikut:
1.    Giro
Rekening ini digunakan untuk menampung pihak lain pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap waktu dengan menggunakan cek, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan antara lain dengan bilyet giro. Menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998, giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
2.    Tabungan
Rekening ini digunakan untuk menampung semua simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3.    Deposito
Rekening ini digunakan untuk menampung semua simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
3.    Penggunaan Dana
Menurut Mandala dan Prathama (2008: 91), penggunaan dana atau yang juga disebut penggunaan modal kerja merupakan transaksi yang menyebabkan penurunan dana atau modal kerja. Dalam buku Akuntansi keuangan menurut Taswan (2008: 25-26),  menjelaskan beberapa pengertian di bawah ini yaitu:
1. Kredit yang diberikan
Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdarkan persetujuan atau kesepakatan pijam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bank, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Rekening ini digunakan untuk menampung semua persediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama dan kredit dalam proses penyelamatan.
2. Penempatan
Rekening ini digunakan untuk menampung semua penanaman dana pada bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri, dalam bentuk interbank call money, tabungan, deposito berjangka dan lain-lain yang sejenis, yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.
3. Surat berharga
Rekening ini digunakan untuk menampung semua surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit derivative dari sekuritas atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan pasar modal.
4. Penyertaan
Rekening ini digunakan untuk menampung semua penanaman dana bank saham perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian, ikut serta dalam lembaga keuangan lainnya, penyelamata kredit atau lainnya.
4.    Dana Sendiri
Menurut Hasibuan (2007: 56-63) dana sendiri adalah dana yang bersumber dari dalam bank yang terdiri dari:
1. Modal Disetor
  Modal disetor yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.
2. Cadangan revaluasi Aktiva Tetap
Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak.
3. Cadangan umum
Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak.

4. Cadangan Tujuan
Cadangan tujuan yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.
4.    Laba Tahun Berjalan
Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
5.    Laba Sebelum Pajak (Earning power of Total Investment)
Laba sebelum pajak merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Taswan (2008: 32-34) menjelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan Operasional
Rekening ini digunakan untuk menampung semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank.
2. Pendapatan Non Operasional
Semua pendapatan yang benar-benar telah diterima bank dan tidak berkaitan langsung dengan usaha bank, harus ditampung dalam rekening ini. Contoh pendapatan di luar usaha bank: pendapatan sewa gedung.

3. Beban Operasional
Semua beban yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan yang lazim dilakukan sebagai usaha bank harus ditampung dalam rekening ini
4. Beban Non Operasional
Semua beban atau biaya yang tidak lazim sebagai usaha bank, akan ditampung dalam rekening ini. Misalnya keruugian penjualan aktiva tetap, denda yang dibayar ke bank Indonesia akibat pelanggaran regulasi tertentu
6.    Pajak Penghasilan
Thomson (2005: 115) mengemukakan bahwa pajak penghasilan biasanya dilaporkan dalam laporan sebagai pengurang pada bagian bawah laporan laba rugi dalam perhitungan laba bersih.
7.    Laba Bersih
Menurut Soemarso (1999: 252). laba bersih (net income) adalah  selisih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
8.    Rasio Keuangan
Harahap (2009: 297), mengemukakan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
Dalam buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Harahap (2009: 297-321) menjelaskan beberapa pengertian dibawah ini:


1. CAR (Capital Adequacy Rasio) Rasio Kecukupan Modal
Rasio ini menunjukkan kecukupan modal yang ditetapkan lembaga pengatur khusus berlaku bagi industri-industri yang berada di bawah pengawasan pemerintah.
2. LDR (Kredit terhadap pihak ketiga) Loan to Deposite Ratio.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar pinjaman yang diberikan didanai oleh dana pihak ketiga.
3. Net Interest Margin
Marjin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan.
4. BOPO
BOPO (Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi) merupakan perbandingan antara total beban operasional terhadap total pendapatan operasional.
5. ROA (Return On Assets)
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
5.    ROE (Return On Equity)
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.
6.    NPL (Non Performing Loan)
Kredit yang masuk ke dalam kualitas kredit kurang lancer, diragukan dan macet.

5.2       Forecasting
Ketidakpastian usaha membuat banyak perusahaan melakukan kegiatan forecasting untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan usaha. Kegiatan tersebut tidaklah semata-mata berdasarkan prosedur ilmiah atau terorganisisr, karena ada kegiatan forecasting yang menggunakan intuisi (perasaan) atau lewat diskusi informal dalam sebuah grup.
Menurut Santoso (2009: 8), forecasting adalah kegiatan yang bersifat teratur, berupaya memprediksi masa depan dengan menggunakan tidak hanya metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang bersifat kualitatif, seperti perasaan, pengalaman seseorang dan lainnya. Forecasting dapat diartikan sebagai peramalan atau prediksi. Namun karena istilah tersebut sudah sangat popular, kata forecasting akan digunakan secara bergantian dengan peramalan dan prediksi dengan maksud yang sama.
5.2.1      Manfaat Forecasting
              Dalam praktek banyak manajer yang memanfaatkan hasil-hasil forecasting untuk pengambilan kebijakan yang bersifat strategis:
1.    Manajer produksi menggunakan hasil forecasting untuk menentukan kebutuhan bahan baku yang akan dibeli di periode mendatang.
2.    Manajer keuangan akan dapat menyususn anggaran kas ataupun penyusunan penganggaran modal (capital budgeting) untuk beberapa periode mendatang. Forecasting akan membantu menentukan kebutuhan modal serta aliran kas masuk dan keluar perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam kebijakan pembiayaan investasi atau pengadaan modal kerja.
3.    Manajer pemasaran akan menggunakan prediksi penjualan sejumlah produk untuk menentukan target penjualan yang harus dicapai di periode mendatang.
4.    Manajer SDM berkepentingan dengan hasil forecasting dalam kaitannya dengan perekrutan tenaga kerja baru, baik out tenaga tetap atau honorer.
5.    Selain departemen di atas, banyak hasil forecasting berkaitan dengan perekonomian nasional bermanfaat sebagai pendukung kebijakan, seperti prediksi tingkat pertumbuhan ekonomi.
5.2.2            Tujuan Forecasting
Adapun tujuan forecasting adalah sebagai berikut:
1.    Menyediakan informasi tentang perubahan kebijakan dimasa mendatang dengan konsekuensinya.
2.    Merencanakan dan menyusun kebijakan sehingga kebijakan yang terbaik dipilih diantara berbagai kemungkinan yang terjadi di masa mendatang.
3.    Memungkinkan untuk melakukan pengendalian yang lebih besar melalui pemahaman kebijakan masa lalu dan konsekuensinya, sebagai implikasi bahwa masa depan ditentukan oleh masa lalu.
5.2.3      Metode Forecasting
              Bagi seorang peramal, jangka waktu ke depan (time horizon) merupakan faktor yang paling penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan teknik peramalan. Menurut Arsyad (2001: 55) menjelaskan, untuk peramalan jangka pendek dan menengah, beberapa teknik peramalan kuantitatif bisa digunakan. Namun demikian, jika jangka waktu ke depan lebih panajng,dapat digunakan beberapa metode, antara lain:
1. Metode Constant
2. Metode Linier Trend
3. Metode Quadratic
4. Metode Exponential
5. Metode Moving Avarage
6. Metode Exponential Smoothing
7. Metode Seasonal
5.1.3.   Prediksi/ Proyeksi/ Peramalan
Kegiatan peramalan disebut pula dengan prediksi, dilakukan hampir setiap orang, baik itu pelaku bisnis, pejabat pemerintah, atau orang awam. Topik yang diprediksi pun sangat bervariasi, dari sekedar skor pertandingan bola, tingkat hujan disebuah daerah, tingkat inflasi sampai pertumbuhan ekonomi yang berdampak luas. Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan adalah mencoba untuk memperkirakan apa yang akan terjadi.
5.1.4.      Bank Umum
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan, giro, tabungan dan deposito. Hasibuan (2007: 2) menyatakan bahwa bank umum adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. Bank adalah lembaga  keuangan, berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.
5.1.5.      Bank SumselBabel
   PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera selatan atau yang kini dikenal dengan Bank SumselBabel didirikan dan memulai usaha komersial dengan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Selatan No. 11/DPRGS/SS/1962, tanggal 16 November tahun 1962 tentang BPD Sumatera Selatan. Kemudian diadakan beberapa kali perubahan dan penyempurnaan terakhir, Perda No. 4 tahun 1993, No. 2 tahun 1998 karena adanya Undang-Undang No. 7 tahun 1962. Sejak tanggal 7 Maret 1994, Bank telah mengubah logo dan panggilan, yang semula BPD Sumsel menjadi Bank Sumsel. Sesuai Perda no. 6 tahun 2000 tanggal 19 Mei 2000, Bank mengubah bentuk badan hukumnya dari Perusahaan Daerah menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas dengan tujuan :
1.         Meningkatkan permodalan dengan memberikan kesempatan kepada pihak ketiga untuk turut serta menanamkan modalnya.
2.         Memperluas wilayah dan produk usaha.
3.         Meningkatkan sumber pendapatan daerah.    

6.        PROSEDUR PENELITIAN
6.1            Variabel Penelitian
     Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi dapat ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat dikatakan sebagai atribut seseorang, atau  objek, yang mempunyi “variasi” antara satu objek dengan objek yang lainnya menururt Hatch dan Farhady dalam (Hendri, 2009: 30).
6.2            Defenisi Operasional Istilah
     Adapun definisi operasional dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
6.2.1    Penelitian
            Dalam  kamus Webster New Internasional, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemuka-kan bahwa penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melali penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (Hillway, 1965).
6.2.2    Analisis Laporan Keuangan
            Menurut Munawir, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuanga, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai lapaoran keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehinga kualitas keputusan yang diambl akan menjadi lebih baik.
6.2.3    Proyeksi
         Kegiatan peramalan disebut pula dengan prediksi, dilakukan hampir setiap orang, baik itu pelaku bisnis, pejabat pemerintah, atau orang awam. Topik yang diprediksi pun sangat bervariasi, dari sekedar skor pertandingan bola, tingkat hujan disebuah daerah, tingkat inflansi sampai pertumbuhan ekonomi yang berdampak luas. Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan adalah mencoba untuk memperkirakan apa yang akan terjadi.

6.2.4    Laporan Keuangan
       Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jika informasi disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan. Menurut Harahap (2009: 1), menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.

6.3            Objek Penelitian
     Yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan atau yang sekarang dikenal dengan nama Bank SumselBabel. Berlokasi di Jl. Kapten A. Rivai No.21 Palembang 30129 Palembang Sumatera Selatan.

6.4            Metode Penelitian
1.    Jenis Data
       Jenis data yang penulis gunakan adalah data dokumenter. Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang berupa: laporan keuangan, faktur, jurnal, surat-surat, notulen dan lain-lain.
2.    Sumber data
       Sumber data sekunder merupakan sumber data yang penulis gunakan yaitu data yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan yang telah dipublikasikan dan yang telah tersusun dalam arsip (dokumenter).
6.5            Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dokumentasi. Penulis memperoleh data dan informasi dari laporan keuangan per tahun yang sudah di cetak dalam bentuk buku dan yang sudah dipublikasikan guna kepentingan masyarakat, pemerintah, dan pemegang saham.
6.6            Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa data kuantitatif yang di dapat dari laporan keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan pada tahun 2008-2009 yang kemudian di analisis menggunakan teoritis dari landasan teori yang sudah ada.
Dalam buku Business Forecating Santoso (2009: 41) mengemukakan bahwa teknik yang digunakan adalah dengan menghitung tingkat kesalahan prediksi antara lain:

                 MAPE (Mean Absolute Percentage Error)
MAPE =

MAD (Mean Absolute Deviation)
MAD =                       


MSD/MSE (Mean Squared Deviation/Mean Squared Error)
MSE =

Dimana :
At = Data Aktual pada waktu t
Ft = Data Forcasting pada waktu t
N =  Jumlah Data




Cari Blog Ini